Hasil dan Pembahasan Uji MPN (Most Probable Number)

Ada penggalan dari laporan praktikum tentang Mikrobiologi Lingkungan yang sudah pernah saya buat bersama teman-teman saya. Nah, pada praktikum tersebut sebenarnya menggunakan metode Most Probable Number yang Umum digunakan, anda dapat mencarinya di Internet dengan bantuan search engine yang biasa anda gunakan. atau Anda dapat membacanya Di SINI, atau Di SINI, atau juga DI SINI.

Analisis Prosedur

Sampel air yang digunakan dalam praktikum Uji MPN ini didapatkan dari beberapa tempat, yaitu daerah mata air Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, air dari aliran sungai Brantas, dan air sumur di daerah Kelurahan Ketawanggede. Ketiga sample tersebut digunakan untuk mendapatkan hasil yang berbeda dan didapatkan perbandingan diantara sampel tersebut. Uji MPN digunakan digunakan karena uji tersebut sangat efektif untuk analisis kualitas air berdasarkan adanya koliform. Uji MPN tersebut terdiri dari beberapa tahapan, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test) dan uji kelengkapan (completed test).


1. Uji Pendugaan (Presumptive Test)

Uji pendugaan didasarkan pada dugaan adanya bakteri koliform pada suatu sampel air yang ada di suatu tempat. Uji pendugaan ini dilakukan dengan cara menginokulasikan sampel ke dalam media yang berupa LBG (laktosa broth ganda) dan LBT (laktosa broth tunggal). Semua tabung yang berisi LBG kemudian diberi tabung durham untuk mengetahui adanya gas yang dihasilkan oleh bakteri yang ada dalam sampel air. Sampel air yang digunakan dibuat menjadi 3 seri perlakuan. Seri pertama diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan dalam 5 tabung reaksi berisi media LBG 10 ml, seri kedua diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan dalam LBG 10 ml, sedangkan seri ketiga diambil sebanyak 0,5 ml dalam 10 ml LBG. Ketiga seri larutan uji kemudian diinkubasi selama 24 jam. Inkubasi dilakukan untuk memberikan waktu bagi bakteri untuk tumbuh berkembang serta melakukan aktivitas metabolisme. Setelah masa inkubasi berakhir, setiap tabung reaksi diamati. Pengamatan yang dilakukan meliputi ada atau tidaknya gas yang terperangkap dalam tabung durham. Terbentuknya gas tersebut menunjukkan hasil yang positif dan dapat digunakan untuk dasar pengujian berikutnya. Selain terbentuknya gas, pengamatan juga dilakukan terhadap perubahan warna. Perubahan warna media menjadi kuning menunjukkan hasil yang positif.

2. Uji Konfirmasi (Confirmed Test)

Uji konfirmasi ini dilakukan untuk mengetahui adanya bakteri dalam air sampel. Satu mililiter dari masing-masing kultur yang menunjukkan hasil positif diinokulasikan ke dalam 2 media baru, yaitu BGLB (Brilliant Green Lactose Broth). Media ini mempunyai kemampuan untuk membatasi pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan yang dapat mengganggu pengamatan. Sebelum dilakukan inokulasi biakan atau kultur, semua tabung yang berisi BGLB kemudian diberi tabung durham untuk mengetahui adanya gas yang dihasilkan oleh bakteri yang ada dalam sampel air. Kemudian media yang telah diinokulasi dengan biakan dari media sebelumnya di bagi kembali menjadi dua perlakuan, yaitu diinkubasi selama 24 jam pada suhu yang berbeda (44oC dan 37oC). Hal ini dilakukan untuk menggolongkan jenis bakteri koliform yang ada dalam air sampel termasuk dalam golongan coli fekal atau tidak. Jika biakan dalam inkubasi 44oC tersebut menghasilkan gas, maka dapat diartikan bahwa bakteri koliform yang ada dalam media adalah coli fekal. Sedangkan jika terbentuk gas pada kultur yang diinkubasi pada 37oC, maka bakteri yang ada di dalamnya bukan termasuk golongan coli fekal.

Untuk mengetahui definisi dari koliform fekal silakan baca DI SINI

Uji penguat ini juga dilakukan dengan inokulasi bakteri yang ada dalam media ke media agar berupa EMB (Eosin Methylene Blue). Inkubasi dilakukan selama 24 jam hingga bakteri tumbuh. Pengamatan yang dilakukan meliputi warna koloni bakteri yang tumbuh. Hasil yang positif ditunjukkan dengan adanya warna hijau metalik pada koloni bakteri yang dapat diasumsikan bahwa koloni bakteri tersebut adalah koloni E. coli.

3. Uji Pelengkap (Completed Test)

Uji pelengkap dilakukan jika uji sebelumnya menunjukkan hasil yang positif. Koloni yang menunjukkan hasil positif, yaitu koloni yang berwarna hijau metalik pada media agar EMB kemudian diinokulasikan pada media yang baru dalam tabung reaksi yang sebelumnya sudah diberi tabung durham, yaitu LB dan diinkubasi dalam suhu 37oC selama 24 jam. Pengamatan yang dilakukan meliputi perubahan warna dan terbentuknya gas dalam tabung durham. Hasil yang positif kemudian dicatat dan kemudian dilakukan uji pewarnaan Gram. Hasil yang diperoleh digunakan untuk menghitung jumlah bakteri koliform yang ada dalam sampel air dengan bantuan tabel MPN yang ada.


Analisis Hasil

Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 35oC. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif (Widiyanti dan Ristanti, 2004). Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. Dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1x24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin Methylen Biru Agar (EMBA) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya. MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN. Setelah dilakukan serangkaian uji dalam metode MPN ini, maka didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut. (klik untuk memperbesar)



Berdasarkan Tabel 4.2.1 diatas, terdapat perbedaan antara masing-masing sampel air. Uji penduga yang dilakukan menunjukkan hasil positif pada semua sampel. Namun, untuk sampel mata air kelompok 2 menunjukkan hasil yang paling sedikit untuk masing-masing seri LBG dan LBT. Kemudian setelah dilakukan uji konfirmasi, terdapat perbedaan antar sampel air. Pada kultur BGLB dengan inkubasi 44oC, hasil positif yang paling tinggi adalah dari sampel mata air kelompok 1 dan air aliran sungai Brantas kelompok 4 (semua biakan). Namun setelah uji konfirmasi lainnya, yaitu kultur dalam agar EMB dilakukan, sampel mata air menunjukkan hasil positif yang paling kecil, hanya 2 yang positif dengan menunjukkan warna hijau metalik, sedangkan hasil positif yang paling tinggi adalah dari sampel air sungai Brantas kelompok 4, sebanyak 14.


Gambar 4.1 Hasil uji konfirmasi (kultur dalam media BGLB)
Kanan = hasil negatif; Kiri = hasil positif ditunjukkan adanya gas (tanda panah)



Gambar 4.1 Hasil positif uji konfirmasi (media agar EMB)

Koloni bakteri E. coli dalam agar EMB akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermentasi dengan media. Hal ini dikarenakan E. Coli merupakan bakteri fermentasi. Bakteri yang menfermentasi dengan lambat akan menghasilkan koloni berwarna merah muda dalam media agar EMB. Media EMB adalah media selektif diferensial untuk mendeteksi keberadaan bakteri koliform fekal dan mikroorganisme lainnya. Bakteri koliform memfermentasi laktosa yang dapat membuat warna koloni bakteri menjadi berwarna hijau metalik atau merah muda (Dad, 2000).
Uji selanjutnya yang telah dilakukan adalah uji pelengkap, yaitu dengan pewarnaan Gram. Hasil pewarnaan Gram yang dilakukan menunjukkan bahwa semua bakteri tergolong dalam bakteri Gram negatif dan berbentuk basil dan basil pendek. Penentuan koliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen karena pada dasarnya bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Makin sedikit kandungan koliform, artinya, kualitas air semakin baik (Friedheim, 2001).
Penghitungan MPN organisme dapat dilakukan dengan menghitung banyaknya tabung positif pada setiap pengenceran. Kemudian jumlah tabung positif dari masing-masing pengenceran (seri 1, 2 dan 3) di cocokkan dengan angka pada Tabel McCrady metode 3 tabung. Nilai yang didapat ini dikalikan dengan faktor pengenceran pada tabung dengan pengenceran yang paling rendah untuk mendapatkan kelimpahan MPN pada sampel.
Metode untuk menduga jumlah bakteri dalam suatu produk atau sampel dapat menggunakan metode hitungan mikroskopis, metode plate count dan most probable number (MPN). Organisme yang mati maupun hidup dapat dihitung dengan metoda hitungan mikroskopis, akan tetapi pada MPN hanya organisme hidup yang dapat dihitung. Metode MPN adalah metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi yang pada umumnya setiap pengenceran menggunakan 3 atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahap pendekatan secara statisitik (Fardiaz,1989).



PUSTAKA

Dad. 2000. Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons, Inc., New York, p. 426
Fardiaz, S.,.1989. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, IPB.
Friedheim, E., and Michaelis, L. 2001. J. Biol. Chem., 91,55-368. Cit. Porter, Jr.
Widiyanti, N.L.P.M. dan N.P. Ristanti. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 64 - 73

Selamat Belajar!!...

Tulisan Terkait



2 comments:

Unknown said...

thank infonya,,,,

Unknown said...

makasih u/ pembahasannya..

Post a Comment

New Category!!

Beberapa hal yang penting untuk diketahui para remaja pada saat mulai memasuki usia puber. KLIK!!

KAMU UPLOAD, DAPET DUIT!!! FILE HOSTING GRATISS!!