ABSTRAK
Faktor-faktor abiotik dan biotik dalam ekosistem perairan membentuk suatu hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Pengkajian kualitas perairan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan analisis fisika dan kimia air serta analisis biologi. Tujuan dilaksanakannya praktikum tentang penentuan faktor abiotik perairan tawar adalah mempelajari karakteristik sifat kimia dan fisik ekosistem perairan tawar. Praktikum ini dilaksanakan dengan menentukan sifat-sifat kimia dan fisika air yang meliputi suhu air dengan termometer, kecerahan air yang diukur dengan secchi disc, kedalaman air yang diukur dengan tali, konduktivitas yang diukur dengan konduktivitimeter, pH yang diukur dengan pH meter portabel, DO yang diukur dengan metode winkler, kadar CO2 bebas terlarut yang diukur dengan metode alkalimetri, salinitas yang diukur dengan refraktometer serta TOM serta nilai permanganat yang di ukur setelah suhu 40 – 600 C. Seluruh pengukuran diatas dilakukan duplo. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat hubungan antara kedalaman dengan suhu dan intensitas cahaya dimana semakin dalam suatu perairan maka intensitas cahaya akan semakin rendah, yang mengakibatkan suhu semakin rendah (berbanding terbalik). Intensitas cahaya mempengaruhi kecerahan suatu perairan, dan keduanya saling berbanding lurus. Begitu juga dengan BOD dan DO yang juga berbanding lurus. pH dan kadar CO2 berbanding terbalik, dimana semakin tinggi kadar CO2, maka semakin rendah nilai pH-nya (semakin asam).
Kata kunci: Ekosistem perairan, Faktor abiotik, Interaksi, Sifat fisika air, Sifat kimia air
Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponenkomponen biotik dan abiotik yang saling berintegrasi sehingga membentuk satu kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan biotik yang membentuk suatu hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Secara fisik, danau merupakan suatu tempat yang luas yang mempunyai air yang tetap, jernih atau beragam dengan aliran tertentu (Jorgensen and Vollenweiden, 1989). Habitat air tawar dapat dibagi menjadi 2 seri, yaitu :
- Air tergenang, atau habitat lentik (berasal dari kata lenis berarti tenang) : danau, kolam, rawa atau pasir terapung
- Air mengalir, atau habitat lotik (berasal dari lotus berarti tercuci) : mata air, aliran air (brook-creek) atau sungai.
Kualitas suatu perairan ditentukan oleh sifat fisik, kimia, dan biologis dari perairan tersebut. Interaksi antara ketiga sifat tersebut menentukan kemampuan periairan untuk mendukung kehidupan organisme di dalamnya. Kualitas air mempengaruhi jumlah, komposisi, keanekaragaman jenis, produksi dan keadaan fisiologi organisme perairan.
Habitat air tawar menempati daerah yan relatif kecil pada permukaan bumi, dibandingkan dengan habitat lautan dan daratan, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan dengan luas daerahnya, sedangkan sifat fisik, kimia, dan biologi perairan seperti suhu, kecerahan, kedalaman, konduktivitas, pH, alkalinitas, kadar oksigen terlarut (DO), sangat mudah berubah. Oleh karena itu diperlukan suatu cara tertentu untuk menentukan kualitas perairan baik secara kualitatif maupun kuantitatif
LONCAT KE KESIMPULAN AJA YAH....
Kesimpulan
Karakteristik dari perairan tawar dapat dilihat dari suhu, kedalaman air, kecerahan, dan konduktivitas. Hubungan antara kedalaman terhadap suhu dan intensitas cahaya adalah berbanding terbalik, yaitu jika kondisi perairan semakin dalam maka intensitas cahaya akan semakin rendah dan mengakibatkan suhu air tersebut rendah pula. Intensitas cahaya dan kecerahan air adalah berbanding lurus, yaitu jika intensitas cahaya naik maka kecerahan air juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Kecerahan pada lokasi pengukuran termasuk dalam kategori perairan berkecerahan baik. Konduktivitas dipengaruhi oleh komposisi, jumlah ion terlarut, salinitas dan suhu. Hasil pengukuran menunjukkan rata-rata konduktivitas perairan adalah 0,3388 μS/cm. Beberapa karakteristik kimia dapat dilihat dari pengukuran pH, salinitas, kadar oksigen terlarut (DO), kadar karbon dioksida bebas terlarut, BOD (Biochemical Oxygen demand), dan TOM (Total Organic Matter). pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Kondisi oksigen terlarut pada zona bersih berada pada 8 ppm, yang merupakan konsentrasi normal DO di perairan dan BOD pada kondisi yang rendah. Kadar karbon dioksida tinggi menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida diperlukan dalam proses pem-buffer-an. TOM dapat berupa autochthonous, yang berasal dari perairan itu sendiri seperti pembusukan organisme mati oleh detritus, aktifitas perifiton, makrofita dan fitoplankton.
buat sobat yang mau liat hasil dan pembahasannya, silakan download file .doc-nya di link di bawah ini
DOWNLOAD FILE
0 comments:
Post a Comment