Beberapa informasi yang saya dapatkan terkait dengan hal itu: Kalo nembaknya tegak lurus maka waktu jatuh lagi, peluru akan mengalami terminal velocity karena jatuhnya hampir pasti thumbling ( berputar-putar gak menentu arahnya, kadang ujung di bawah, kadang sisi miring, kadang pantat yg dibawah) sehingga gesekan dengan udara menjadi besar dan akhirnya sampai pada terminal velocity, yg tidak mematikan untuk peluru2 kaliber kecil karena massa anak pelurunya kecil ( sudah dibuktikan di acara discovery chanel), untuk membuktikan, terminal velocity-nya di cek, kemudian peluru dilontarkan secara mekanis(dengan tekanan angin) dengan kecepatan yg sama ke balistic gel (agar2 balistik untuk mengetes peluru) dan kepala babi( katanya paling deket dengan struktur kepala manusia) hasilnya gak fatal, alias topical wound ( luka luar)
Nah, yang berbahaya adalah ketika peluru itu ditembakkan dengan sudut kemiringan tertentu. Kalo ada kemiringan saat ditembakkan, ini yg berbahaya karena anak peluru yg berbentuk seperti U kebalik akan membentuk trajectory parabola dimana ujung anak peluru itu tetap mengarah ke depan jadi tetap aerodinamis, hal ini mengakibatkan gesekan dengan udara akan kecil, maka saat jatuh lagi bisa masih punya kecepatan lebih dari 50% kecepatan awalnya, dan ini bisa fatal (pistol standar militer kecepatannya 1200 feet/sec, senapan 2600 fps). Jadi, berhati-hatilah jika ada tembakan peringatan dari Polisi atau TNI :D
Berbeda lagi jika kita menembakkan peluru secara vertikal, di suatu tempat yang tidak ada pengaruh gesekan udara dengan peluru, maka sudah dipastikan yang berperan adalah gravitasi bumi terhadap peluru itu, dan hukum gerak lurus berubah beraturan berlaku, sehingga efeknya akan sama fatalnya dengan ketika peluru itu ditembakkan..
Semoga bermanfaat, jika ada yang salah, mohon dibenarkan :)
0 comments:
Post a Comment