Indonesia merupakan Negara dengan keberagaman hewan maupun tumbuhan yang sangat tinggi. Begitu juga dengan invertebrata baik invertebrata darat maupun invertebrata perairan yang sangat beragam jenisnya, baik yang hidup dipermukaan tanah maupun yang terbang di udara bebas. Perlu dilakukan konservasi terhadap seluruh organisme tersebut termasuk invertebrata. Namun untuk dapat melakukan konservasi kita harus dapat melakukan analisis komunitas organisme tersebut. Maka dari itu dilakukanlah praktikum ini agar praktikan mampu melakukan analisis komunitas organisme khususnya invertebrata darat. Ada berbagai macam teknik yang dilakukan dalam menangkap arthropoda yaitu diantaranya adalah pit fall trap, light trap, dan insect net. Praktikum kali ini menggunakan teknik Light trap untuk menangkap invertebrata malam dan teknik insect net untuk menangkap invertebrata siang. Hal ini dilakukan untuk menentukan jenis dan macam invertebrata yang termasuk dalam kelompok diurnal dan nokturnal yang kemudian diidentifikasi sesuai dengan ciri morfologi dan kebiasaannya.
1. Analisis Invertebrata Siang
Langkah awal yang dilakukan pada analisis invertebrate siang adalah menentukan panjang garis pengamatan pada lokasi yang dilakukan di halaman samping Studet Central dengan cara menentukan panjang garis minimum. Penentuan garis minimum didasarkan vegetasi yang dianggap dapat mewakili area tersebut. Panjang garis minimum ditentukan dari panjang 1 m terlebih dahulu kemudian 2 m, 3 m dan seterusnya, lalu dilanjutkan dengan mencatat macam spesies (takson) yang terdapat pada sepanjang garis. Setelah panjang lintasan ditentukan dari hasil panjang garis minimum, jaring serangga diayunkan kekanan dan kekiri di atas permukaan rumput serta di depan ujung kaki si penangkap dengan kecepatan ayunan tertentu sehingga serangga dalam jaring tidak dapat keluar kembali. Serangga yang terperangkap didalam jaring, kemudian diambil dan dimasukkan dalam botol jam yang telah diberi kapas yang dibasahi dengan formalin. Serangga yang didapatkan tersebut kemudian diidentifikasi dan dihitung kelimpahannya.
2 Analisis Invertebrata Malam
Pada analisis invertebrata malam terlebih dahulu ditentukan area atau bagian daerah yang akan dianalisis diversitas Arthropoda. Disiapkan lampu badai dan diletakkan di atas nampan air yang telah dicampur dengan formalin. Penangkapan Arthropoda malam dimulai pada pukul 18.00 WIB dan diakhiri pada pukul 05.00 WIB pada hari berikutnya. Jenis serangga yang ditemukan kemudian dimasukkan dalam larutan formalin dan diidentifikasi serta dihitung kelimpahannya.
______________________________________________________________________________
Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah invetebrata pada siang hari berjumlah 34 famili sedangkan malam hari berjumlah 16 famili. Invetebrata tersebut terdiri dari beberapa famili, yaitu Acrididae, Mycetophilidae, Cecidomilidae, jengkerik, semut bersayap, Gryililldae, dan Sepsidae.Sedangkan pada malam hari, yaitu Andrenidae, Ochteridae, Formicidae, Culicidae, semut merah, dan jengkerik. Ada kesamaan pada penemuan invetebrata yang diperoleh, yaitu jengkerik. Spesies ini ditemukan baik pada malam hari dan siang hari. Jangkrikan merupakan arthropoda malam namun dapat ditmukan pada siang hari, Hal ini mungkin pada saat penggunaan jaring serangga untuk pengambilan serangga siang hari , jaring serangga digunakan terlalu sekat dengan tanah sehingga jangkrik dimunkinkan ikut terbawa jaring serangga.
Analisis persebaran arthropoda dapat ditentukan dengan menghitung frekuensi dan kerapatan. Pada arthropoda siang Andrenidae merupakan familia yang memiliki nilai INP tertinggi yaitu 54,17% dengan KR dan FR terbesar, yaitu 33,33% dan 20,83%. Famili Andrenidae pada malam hari juga memiliki nili INP yaitu nilai 42,36% dengan KR sebesar 31,25% dan FR 11,11%. Kerapatan relative dipengaruhi oleh tingkat dominansi suatu taksa, yaitu semakin tinggi kerapatan relatif maka semakin tinggi pula tingkat dominansi suatu taksa. Sedangkan frekuensi relatif dipengaruhi oleh tingkat penyebaran atau distribusi suatu taksa, makin tinggi frekensi relatif maka makin tinggi pula tingkat penyebaran atau distribusinya.
Kerapatan relative dipengaruhi oleh tingkat dominansi suatu taksa, yaitu semakin tinggi kerapatan relatif maka semakin tinggi pula tingkat dominansi suatu taksa. Sedangkan frekuensi relatif dipengaruhi oleh tingkat penyebaran atau distribusi suatu taksa, makin tinggi frekensi relatif maka makin tinggi pula tingkat penyebaran atau distribusinya. Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa nilai HI pada siang hari lebih tinggi daripada malam hari, nilai HI siang hari sebesar 0,736 dan malam hari 0,372 , namun hal demikian tingkat diversitas Arhtropoda pada siang dan malam hari tidak dapat dibandingkan karena kedua arthropoda tersebut diambil dengan metode yang berbeda. Menurut Heddy dan Metty (1994), tingkat keragaman dikatakan masih rendah jika indeks nilai penting kurang dari 3, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keragaman arthropoda pada siang maupun malam hari masih rendah.
untuk keterangan dan penjelasan lebih lanjut disertai dengan gambar dan atau grafik hasil pengamatan, silakan ikuti link berikut untuk mendownload file .doc-nya.
DOWNLOAD FILE
0 comments:
Post a Comment