Ketika kita berbicara mengenai bentuk suatu zat, maka kita akan menyimpulkan ada beberapa keadaan bentuk dari zat tersebut, yaitu gas, cair dan padat. Namun, ternyata dengan mengkombinasikan beberapa bentuk wujud zat tersebut, kita dapat menciptakan bentuk zat yang baru, yaitu suspensi. Hal ini dapat kita buktikan dengan membuat campuran antara pati jagung dan air.
Yang perlu disiapkan adalah pati jagung (cornstarch) dan air dengan perbandingan 2:1. Kemudian campurkan kedua bahan tersebut menjadi satu. Mudah sekali ternyata.. Nah, sekarang kita berbicara masalah kekuatan dan keunikan yang dimiliki oleh suspensi yang dibentuk oleh kedua bahan tersebut.
Jika kita menekan secara lembut pada suspensi tersebut, maka kita akan merasakan suspensi tersebut terasa seperti benda padat, hal ini dikarenakan molekul yang ada pada suspensi tersebut saling berbaris (line up), sedangkan kalau kita memasukkan jari-jari kita ke dalam suspensi, maka kita akan merasakan suspensi tersebut berwujud cairan, hal ini dikarenakan molekul suspensi tersebut sedang relax.
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang suspensi ini, silakan simak video berikut ini.
Semoga bermanfaat!!....
Read More..
Download File Presentasi Mikrobiologi Lingkungan (File Presentasi Kuliah Th.09)
Silakan download file presentasi kuliah Mikrobiologi Lingkungan ini. File presentasi berisi bermacam-macam topik yang berkaitan dengan mikrobiologi lingkungan antara lain:
File presentasi berupa powerpoint dan bisa anda download dengan mengikuti link di bawah ini
DONWLOAD FILE PRESENTASI
Read More..
- EXPLOITING CONSORTIUM OF Fe REDUCING BACTERIA AS BIOREMEDIATION AGENT IN COAL MINING CONTAMINATED BY Fe and As
- EFEK PENGKAYAAN MUNICIPAL SOLID WASTE COMPOST (MSWC) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN, PENGAMBILAN NUTRISI DAN PRODUKTIFITAS PADI
- SOIL MICROBE DIVERSITY ANALYSIS USING MOLECULAR MOLECULAR BIOLOGY TECHNIQUE ANALYSIS (16R DNA SEQUENCING ANALYSIS)
- BIODIESEL FUEL PRODUCTION FROM ALGAE AS RENEWABLE ENERGY
- Bacterial Bioremediation of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons
- PEMANFAATAN Bacillus thuringiensis SEBAGAI AGEN PENGENDALI HAMA TANAMAN KAPAS
File presentasi berupa powerpoint dan bisa anda download dengan mengikuti link di bawah ini
DONWLOAD FILE PRESENTASI
Read More..
Kenapa Kuku Terus Tumbuh Walau Dipotong Terus Menerus?
Pada suatu hari ketika saya masih kecil, saya pernah membayangkan seandainya kuku saya tidak akan tumbuh lagi ketika sudah di potong, pasti akan sangat menyenangkan. Saya tidak akan mendapatkan hukuman pukulan di tangan ketika di sekolah oleh Bu Guru karena lupa memotong kuku.
Tapi, ternyata khayalan saya itu tidak akan mungkin terjadi, karena pada kenyataannya, kuku kita akan terus tumbuh sampai kita mati. Mulailah pertanyaan muncul, kenapa kuku kita selalu tumbuh meski sudah di potong??
Kuku kita terdiri banyak sekali sel-sel mati yang mengandung keratin, yaitu suatu jenis protein mati yang akan mengeras seiring dengan lamanya usia sel itu. Pertumbuhannya pun semakin lama akan semakin menurun sejalan dengan bertambahnya usia manusia itu. Ketika sel-sel yang ada di ujung kuku tersebut mulai mengeras, bagian pangkal kuku yang berisi sel-sel lunak berbentuk gel pun akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya dan mulai mengeras pula, sedangkan selaput epidermis yang ada di pangkal kuku berfungsi untuk melindungi kuku dari kotoran yang masuk ke dalam. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Kuku tidak akan berhenti tumbuh kecuali terjadi luka atau injury pada pangkal kuku atau pada sumber sel yang berbentuk gel tersebut (terjadi kerusakan pada akar kuku). Meskipun begitu, kemungkinan hal itu terjadi sangatlah kecil. Jika ada yang bilang kuku atau rambut tetap tumbuh pada saat setelah kita mati, jangan serta merta percaya. Kuku dan rambut kita masih bisa tumbuh namun hal itu tidak dapat kita amati secara kasat mata dan berlangsung dalam waktu yang singkat karena nutrisi yang dibutuhkan oleh kuku dan rambut kita akan habis karena kita sudah mati. Jangankan untuk kuku, sedangkan untuk otak yang merupakan pusat pengaturan tubuh saja tidak akan mencukupi ketika mati. Bayangkan saja ketika benar bahwa kuku dan rambut orang mati masih bisa tumbuh, maka kuburan mereka akan penuh dengan rambut dan kuku mereka.. Hiiiiiyyy... :ngeri
Read More..
Tapi, ternyata khayalan saya itu tidak akan mungkin terjadi, karena pada kenyataannya, kuku kita akan terus tumbuh sampai kita mati. Mulailah pertanyaan muncul, kenapa kuku kita selalu tumbuh meski sudah di potong??
Kuku kita terdiri banyak sekali sel-sel mati yang mengandung keratin, yaitu suatu jenis protein mati yang akan mengeras seiring dengan lamanya usia sel itu. Pertumbuhannya pun semakin lama akan semakin menurun sejalan dengan bertambahnya usia manusia itu. Ketika sel-sel yang ada di ujung kuku tersebut mulai mengeras, bagian pangkal kuku yang berisi sel-sel lunak berbentuk gel pun akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya dan mulai mengeras pula, sedangkan selaput epidermis yang ada di pangkal kuku berfungsi untuk melindungi kuku dari kotoran yang masuk ke dalam. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Kuku tidak akan berhenti tumbuh kecuali terjadi luka atau injury pada pangkal kuku atau pada sumber sel yang berbentuk gel tersebut (terjadi kerusakan pada akar kuku). Meskipun begitu, kemungkinan hal itu terjadi sangatlah kecil. Jika ada yang bilang kuku atau rambut tetap tumbuh pada saat setelah kita mati, jangan serta merta percaya. Kuku dan rambut kita masih bisa tumbuh namun hal itu tidak dapat kita amati secara kasat mata dan berlangsung dalam waktu yang singkat karena nutrisi yang dibutuhkan oleh kuku dan rambut kita akan habis karena kita sudah mati. Jangankan untuk kuku, sedangkan untuk otak yang merupakan pusat pengaturan tubuh saja tidak akan mencukupi ketika mati. Bayangkan saja ketika benar bahwa kuku dan rambut orang mati masih bisa tumbuh, maka kuburan mereka akan penuh dengan rambut dan kuku mereka.. Hiiiiiyyy... :ngeri
Read More..
Kenapa Kentut Yang Bunyinya Pelan Itu Lebih Busuk?
Kamu pasti pernah nyeletuk "wedew!! kentutnya disilent nih, pasti bau banget dah!!".... Celetukan itu sebenernya ada benarnya. Kentut yang sunyi (jiahelah) biasanya mempunyai "daya bunuh" yang sangat kuat!!
Hal ini disebabkan terjadinya kentut adalah salah satunya berkat bakteri yang ada dalam usus kita. kenapa? karena bakteri akan berpesta pora ketika kita habis makan makanan yang berprotein tinggi, misalnya ikan, telur maupun daging dengan memulai proses fermentasi makanan yang sudah masuk dalam perut atau usus kita. Hasil fermentasi ini adalah panas dan juga berbagai macam gas berbau busuk lainnya yang ukuran molekul gasnya kecil dan jenuh.. Hal itulah yang menyebabkan volumenya kecil namun berbau sangat busuk, seperti istilah dalam bahasa linggis, yaitu Silent But Deadly.. hahahaha....
Biasanya juga, ketika kita merasakan lubang anus kita terasa hangat pas kentut, kita akan berpikir ini akan berbau busuk :P
Berbeda dengan daging dan sumber protein dari telur ataupun ikan, kacang-kacangan mempunyai peran untuk memperbesar volume kentut, bukan memperparah baunya. hal ini dikarenakan kacang-kacangan mengandung berbagai macam gula yang tidak bisa dicerna oleh tubuh kita, sehingga ketika kita makan kacang-kacangan, bakteri tubuh kitalah yang akan mencernanya. semakin banyak pula gas yang akan terbentuk dan kentut kita akan semakin berisik daripada biasanya (emang biasanya kaga??). Tapi baunya tidak akan sebusuk ketika kentut itu di senyapkan...
Read More..
Hal ini disebabkan terjadinya kentut adalah salah satunya berkat bakteri yang ada dalam usus kita. kenapa? karena bakteri akan berpesta pora ketika kita habis makan makanan yang berprotein tinggi, misalnya ikan, telur maupun daging dengan memulai proses fermentasi makanan yang sudah masuk dalam perut atau usus kita. Hasil fermentasi ini adalah panas dan juga berbagai macam gas berbau busuk lainnya yang ukuran molekul gasnya kecil dan jenuh.. Hal itulah yang menyebabkan volumenya kecil namun berbau sangat busuk, seperti istilah dalam bahasa linggis, yaitu Silent But Deadly.. hahahaha....
Biasanya juga, ketika kita merasakan lubang anus kita terasa hangat pas kentut, kita akan berpikir ini akan berbau busuk :P
Berbeda dengan daging dan sumber protein dari telur ataupun ikan, kacang-kacangan mempunyai peran untuk memperbesar volume kentut, bukan memperparah baunya. hal ini dikarenakan kacang-kacangan mengandung berbagai macam gula yang tidak bisa dicerna oleh tubuh kita, sehingga ketika kita makan kacang-kacangan, bakteri tubuh kitalah yang akan mencernanya. semakin banyak pula gas yang akan terbentuk dan kentut kita akan semakin berisik daripada biasanya (emang biasanya kaga??). Tapi baunya tidak akan sebusuk ketika kentut itu di senyapkan...
Read More..
Kenapa Kentut Baunya Tidak Enak?
Kalo misalnya ada Guru di dalam kelas yang bertanya pada muridnya di dalam kelas, "Siapa yang tidak pernah kentut?"... Seratus persen jawaban jujur adalah "tidak ada, Bu!!"... Ya, setiap manusia pasti pernah kentut.. Yang dalam bahasa linggisnya adalah fart. Kecuali kalau ternyata orang itu mempunyai suatu kelainan.. Mungkin ada yang belum tau kenapa kentut itu baunya sangat busuk. Sebusuk apakah kentut seseorang sehingga kadang-kadang orang yang berada di dekat orang yang kentut berbisik-bisik pada orang yang di sampingnya, "psstt..orang itu kentutnya bau sekali sampe-sampe orang yang ada di ruangan ini merasa bahwa mereka adalah orang yang paling sial di dunia karena nyium bau kentut orang itu"... bisa Anda hitung ada berapa kata "orang" pada kalimat di atas?? hehehehe....
Oops, balik lagi ke permasalahan kentut bau. Sebenernya kentut itu adalah gas yang keluar dari dalam tubuh (khususnya usus) melalui lubang anus (kalo keluarnya dari mulut, itu namanya sendawa :p). Gas tersebut asalnya dari udara yang kita telan, dari dalam darah yang menerobos masuk ke dalam usus, atau dari sumber yang lainnya, misalnya dari hasil metabolisme bakteri dan mikroorganisme lainnya dalam tubuh.
Nah, yang kita bahas di sini adalah : kenapa kentut itu berbau busuk?? jawabannya adalah karena dalam kentut terkandung berbagai macam gas dengan aroma yang tidak sedap, yaitu gas hidrogen sulfida dan juga merkaptan. Keduanya mempuanyai unsur belerang (Sulfur (S)) yang tentunya kita tau mempunyai bau yang kurang sedap, jadi jangan menyamakannya dengan sambal terasi atau ikan asin yang digoreng #hammer#
Semakin banyak kandungan sulfur dalam makananmu, maka semakin busuklah kentutmu!!..
Tapi ingat, jangan kentut sembarangan... Ungkapan "kentut kan manusiawi" jangan sampai kamu jadiin tameng untuk menghalalkan kentut di sembarang tempat :D
Oops, balik lagi ke permasalahan kentut bau. Sebenernya kentut itu adalah gas yang keluar dari dalam tubuh (khususnya usus) melalui lubang anus (kalo keluarnya dari mulut, itu namanya sendawa :p). Gas tersebut asalnya dari udara yang kita telan, dari dalam darah yang menerobos masuk ke dalam usus, atau dari sumber yang lainnya, misalnya dari hasil metabolisme bakteri dan mikroorganisme lainnya dalam tubuh.
Nah, yang kita bahas di sini adalah : kenapa kentut itu berbau busuk?? jawabannya adalah karena dalam kentut terkandung berbagai macam gas dengan aroma yang tidak sedap, yaitu gas hidrogen sulfida dan juga merkaptan. Keduanya mempuanyai unsur belerang (Sulfur (S)) yang tentunya kita tau mempunyai bau yang kurang sedap, jadi jangan menyamakannya dengan sambal terasi atau ikan asin yang digoreng #hammer#
Semakin banyak kandungan sulfur dalam makananmu, maka semakin busuklah kentutmu!!..
Tapi ingat, jangan kentut sembarangan... Ungkapan "kentut kan manusiawi" jangan sampai kamu jadiin tameng untuk menghalalkan kentut di sembarang tempat :D
Read More..
Bahagialah Aku Karena Masih Punya Teman
Hari ini (5 HARI YANG LALU) adalah hari Jumat. Seperti hari Jumat yang lain, hari ini kulalui dengan beberapa kegiatan yang menurutku sendiri adalah kegiatan yang bisa dibilang monoton. Aku terbangun ketika matahari udah gak sabar lagi untuk lengser dari puncak siang. yeaahh, hampir setiap malam kulewati dengan menatap layar komputer yang butut ini. Komputer dengan spek rendah yang kadang-kadang membuat aku frustasi. Bagaimna tidak?? wong buat ngegame aja kadang susahnya tidak lumrah. Sudah beberapa hari aku selalu seperti itu. Mengabaikan segala prioritasku. Akupun heran kenapa aku jadi apatis dengan segala yang berkaitan dengan kepentinganku. sampai pada Kamis malam, aku mendapatkan sentakan yang agak keras, bukan menghantam tangan ataupun kakiku, tapi lebih ke hati nuraniku, sentakan yang cukup keras dari seorang teman. Teman baik...
Bersusah payah mengigatkanku untuk segera menyelesaikan tugas-tugasku....
"aku gak bakal capek ngingetin kamu, Mo.. It's for Yourself..."
Aku adalah (masih) mahasiswa di sebuah PTN di Malang, dan kalau mau jujur, seharusnya kalu akau mau, aku sudah lulus pada semester yang lalu, tapi apa daya, setan yang selalu menghuni setiap ruang kosong dalam pikiran manusia yang berlabelkan kemalasan, menguasaiku pada waktu itu... semua yang seharusnya dapat aku lakukan dengan mudah malah aku tinggalkan, mengerjakan segala sesuatu yang bukan menjadi prioritasku..
Mundur satu semester dari jadwal seharusnya. Ya, itulah yang sudah aku dapatkan. tapi apakah aku jera dengan itu??... Bisa dibilang iya, bisa dibilang tidak. Kemungkinan memang banyak sekali yang mempengaruhiku pada masa-masa belakangan ini. Keadaan perekonomian rumahtanggaku yang tidak begitu lancar, ditambah lagi bapak yang sudah sering sakit-sakitan membuat pikiranku menjadi terpecah-pecah menjadi banyak, walaupun tidak sebanyak pasir di pantai yang kalau memang aku paksakan seperti itu, akan jadi sangat mirip dengan lirik atau syair lagu cinta..
Sebagai orang yang punya pikiran normal, seharusnya aku justru mencambuki diriku sendiri dengan keadaan yang serba tidak menguntungkanku untuk membuatnya menjadi lebih baik, paling tidak untuk diriku sendiri. Tapi apa yang aku lakukan? Aku justru menghindarinya. Alamak.. Alangkah lucunya...
Aku tak mau dan tak boleh melucu seperti ini!!... karena aku bukan badut, Pelawak, ataupun Entis Sutisna!!...
thanks to: my beloved friends who never give up to support me in every possible situation
Bersusah payah mengigatkanku untuk segera menyelesaikan tugas-tugasku....
"aku gak bakal capek ngingetin kamu, Mo.. It's for Yourself..."
Aku adalah (masih) mahasiswa di sebuah PTN di Malang, dan kalau mau jujur, seharusnya kalu akau mau, aku sudah lulus pada semester yang lalu, tapi apa daya, setan yang selalu menghuni setiap ruang kosong dalam pikiran manusia yang berlabelkan kemalasan, menguasaiku pada waktu itu... semua yang seharusnya dapat aku lakukan dengan mudah malah aku tinggalkan, mengerjakan segala sesuatu yang bukan menjadi prioritasku..
Mundur satu semester dari jadwal seharusnya. Ya, itulah yang sudah aku dapatkan. tapi apakah aku jera dengan itu??... Bisa dibilang iya, bisa dibilang tidak. Kemungkinan memang banyak sekali yang mempengaruhiku pada masa-masa belakangan ini. Keadaan perekonomian rumahtanggaku yang tidak begitu lancar, ditambah lagi bapak yang sudah sering sakit-sakitan membuat pikiranku menjadi terpecah-pecah menjadi banyak, walaupun tidak sebanyak pasir di pantai yang kalau memang aku paksakan seperti itu, akan jadi sangat mirip dengan lirik atau syair lagu cinta..
Sebagai orang yang punya pikiran normal, seharusnya aku justru mencambuki diriku sendiri dengan keadaan yang serba tidak menguntungkanku untuk membuatnya menjadi lebih baik, paling tidak untuk diriku sendiri. Tapi apa yang aku lakukan? Aku justru menghindarinya. Alamak.. Alangkah lucunya...
Aku tak mau dan tak boleh melucu seperti ini!!... karena aku bukan badut, Pelawak, ataupun Entis Sutisna!!...
thanks to: my beloved friends who never give up to support me in every possible situation
Read More..
ANALISIS KOMUNITAS PERIFITON (Laporan)
ABSRAK: Perifiton merupakan suatu alga bermatriks kompleks dan juga mikroba heterotrofik yang melekat pada suatu substrat di ekosistem perairan. Perifiton berperan sebagai sumber makanan bagi invertebrata, beberapa ikan, dan bioindikator suatu perairan. Analisis perifiton digunakan untuk mempelajari struktur komunitas dari perifiton di ekosistem perairan menggenang dan mempelajari pola penyebaran populasi masing-masing jenis perifiton yang ditemukan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil beberapa bagian tanaman air (Salvinia natans dan Hydrilla verticilata) yang diperkirakan terdapat perifiton, selain itu dilakukan pengambilan sampel pada bagian tepi dinding dalam kolam akuakultur. Sampel yang telah diperoleh, dibawa ke Laboratorium Ekologi untuk diamati. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop stereo binokuler dan mikroskop compound. Mula-mula dilakukan pengamatan di bawah mikroskop stereo kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop compound untuk melihat hewan-hewan yang lebih kecil dan tidak terlihat pada mikroskop stereo. Masing-masing hewan perifiton yang teramati, digambar dan diidentifikasi. Identifikasi perifiton dilakukan dengan cara mencocokkan hewan yang teramati dengan gambar hewan perairan pada buku maupun lembar-lembar gambar hewan perairan. Hasil identifikasi ditulis pada papan dan digunakan sebagai data kelas yang akan dianalisis dengan perhitungan nilai Indeks Morishita. Besar indek morisita (CM) antara komunitas yang hidup pada substrat bagian pinggir kolam dan substrat Salvinia natans adalah sebesar 0,322. Besar indek morisita (CM) antara komunitas yang hidup pada substrat bagian pinggir kolam dan substrat Hydrilla verticillata adalah sebesar 0,705. CM untuk komunitas pada Salvinia natans dan pada Hydrilla verticillata adalah sebesar 1,708. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa kesamaan komunitas pada substrat Salvinia natans dan Hydrilla verticillata memiliki indeks persamaan yang paling tinggi.
Kata kunci : indeks Morisita , perifiton, substrat
Perifiton adalah suatu alga bermatriks kompleks dan juga termasuk mikroba heterotrofik yang melekat pada suatu substrat di ekosistem perairan. Perifiton berperan sebagai sumber makanan bagi invertebrata dan beberapa ikan. Selain itu, perifiton juga dapat dijadikan sebagai indikator kualitas perairan. Respon dari komunitas perifiton terhadap adanya polutan dapat diukur dengan variasi skala waktu yang menunjukan terhadap perubahan level komunitasnya (ESD,2001). Menurut wikipedia (2006), berdasarkan tempat melekatnya, perifiton digolongkan menjadi epifitik (pada tumbuhan), epilitik (pada bebatuan), epipsamik (pada daerah berpasir), epipelik (pada daerah sedimen), epizoik (pada hewan), dan metafiton. Perifiton dalam suatu perairan bertindak sebagai suatu sistem untuk produksi makanan bagi pemindahan polutan padat maupun polutan yang tak terlarut. Besarnya peranan dari perifiton sebagai pendukung ekosistem perairan menjadikan praktikum analisis komunitas perifiton di ekosistem perairan menggenang ini menjadi penting untuk dilakukan.
Praktikum mengenai Analisis Perifiton ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Desember 2008 pukul 13.00-16.00 WIB di dua tempat, yaitu aquakultur dan Laboratorium Ekologi. Pengambilan sampel dilakukan di aquakultur, sedangkan pengamatan dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Ekologi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil beberapa bagian tanaman air yang diperkirakan terdapat perifiton, selain itu dilakukan pengambilan sampel pada bagian tepi dinding dalam kolam akuakultur. Sampel yang telah diperoleh, dibawa ke Laboratorium Ekologi untuk diamati. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop stereo binokuler dan mikroskop compound. Mula-mula dilakukan pengamatan di bawah mikroskop stereo kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop compound untuk melihat hewan-hewan yang lebih kecil dan tidak terlihat pada mikroskop stereo. Masing-masing hewan perifiton yang teramati, digambar dan diidentifikasi. Identifikasi perifiton dilakukan dengan cara mencocokkan hewan yang teramati dengan gambar hewan perairan pada buku maupun lembar-lembar gambar hewan perairan. Hasil identifikasi ditulis pada papan dan digunakan sebagai data kelas yang akan dianalisis dengan perhitungan nilai Indeks Morishita. Rumus untuk menghitung besarnya Indek Morisita adalah:
(klik gambar untuk memperbesar)
Hasil perolehan data menunjukkan bahwa komunitas hewan maupun tumbuhan pada substrat yang berbeda memiliki perbedaan komposisi spesies yang hidup pada substrat tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya keanekaragaman spesies yang teridentifikasi. Substrat yang diamati antara lain bagian pinggir kolam, pada Salvinia natans, dan pada Hydrilla verticillata dengan pada tiap substrat diamati oleh dua kelompok yang berbeda. Dari ketiga substrat tersebut, bagian pinggir kolam merupakan substrat yang paling banyak dihuni oleh perifiton meliputi hewan dan tumbuhan. Sedangkan substrat yang memiliki keanekaragaman spesies paling tinggi adalah pada Salvinia natans, dan Hydrilla verticillata meliputi hewan dan tumbuhan. Menurut Mamangkey, (2004) warna dan kecerahan air merupakan indikasi kelimpahan dan keanekaragaman perifiton di perairan yang didominasi oleh jenis perifiton tertentu. Tingkat kecerahan dapat mempengaruhi diversitas spesies. Semakin cerah suatu perairan, diversitas spesies semakin tinggi.
Terdapat perbedaan jenis perifiton pada masing masing substrat. Pada bagian pinggir kolam, perifiton tumbuhan yang sama dari kedua kelompok (kel. 1 dan 2) adalah Scenedesmus sp. dengan jumlah paling banyak ditemukan oleh kelompok 2 sebanyak 14 individu dan perifiton hewan yang sama adalah Pomatiopsis sp. dengan jumlah lebih banyak pada kelompok 1 yaitu 48 individu. Pada substrat Salvinia natans perifiton tumbuhan yang sama pada kedua kelompok (kel 3 dan 4) adalah Cloesterium sp. dengan jumlah terbanyak diamati oleh kelompok 4 yaitu sebanyak 2 individu dan untuk perifiton hewan tidak ditemukan spesies yang sama. Pada substrat Hydrilla verticillata tidak ditemukan kesamaan jenis perifiton tumbuhan dan hewan yang teridentifikasi pada kedua kelompok (kel. 5 dan 6). Tingginya nilai kerapatan perifiton dapat menyebabkan terhambatnya penetrasi cahaya dan peningkatan metabolisme yang terjadi dalam kolam tersebut. Menurut Botany (2006), komunitas perifiton dapat digunakan untuk menghilangkan adanya polutan pada suatu perairan.
Kesamaan komunitas perifiton antar substrat pengamatan dari ekosistem perairan yang diamati dalam hal ini adalah kolam aquakultur berdasarka kerapatan spesies didalam komunitas tersebut dapat dicari dengan indeks persamaan morisita. Spesies yang sama pada substrat pinggir kolam dan Salvinia natans adalah Ascaris sp. Besar indek morisita (CM) antara komunitas yang hidup pada substrat bagian pinggir kolam dan substrat Salvinia natans adalah sebesar 0,322. Spesies yang sama pada substrat pinggir kolam dan substrat Hydrilla verticillata adalah Cosmarium sp. dan Pomatiopsis sp. Besar indek morisita (CM) antara komunitas yang hidup pada substrat bagian pinggir kolam dan substrat Hydrilla verticillata adalah sebesar 0,705. Spesies yang sama pada substrat Salvinia natans dan Hydrilla verticillata adalah Cloesterium sp. dan Vorticella sp. CM untuk komunitas pada Salvinia natans dan pada Hydrilla verticillata adalah sebesar 1,708. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa kesamaan komunitas pada substrat Salvinia natans dan Hydrilla verticillata memiliki indeks persamaan yang paling tinggi.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai laporan praktikum ini, silakan ikuti link berikut ini untuk mendownload file .doc-nya
DOWNLOAD FILE
Read More..
Kata kunci : indeks Morisita , perifiton, substrat
Perifiton adalah suatu alga bermatriks kompleks dan juga termasuk mikroba heterotrofik yang melekat pada suatu substrat di ekosistem perairan. Perifiton berperan sebagai sumber makanan bagi invertebrata dan beberapa ikan. Selain itu, perifiton juga dapat dijadikan sebagai indikator kualitas perairan. Respon dari komunitas perifiton terhadap adanya polutan dapat diukur dengan variasi skala waktu yang menunjukan terhadap perubahan level komunitasnya (ESD,2001). Menurut wikipedia (2006), berdasarkan tempat melekatnya, perifiton digolongkan menjadi epifitik (pada tumbuhan), epilitik (pada bebatuan), epipsamik (pada daerah berpasir), epipelik (pada daerah sedimen), epizoik (pada hewan), dan metafiton. Perifiton dalam suatu perairan bertindak sebagai suatu sistem untuk produksi makanan bagi pemindahan polutan padat maupun polutan yang tak terlarut. Besarnya peranan dari perifiton sebagai pendukung ekosistem perairan menjadikan praktikum analisis komunitas perifiton di ekosistem perairan menggenang ini menjadi penting untuk dilakukan.
Praktikum mengenai Analisis Perifiton ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Desember 2008 pukul 13.00-16.00 WIB di dua tempat, yaitu aquakultur dan Laboratorium Ekologi. Pengambilan sampel dilakukan di aquakultur, sedangkan pengamatan dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Ekologi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil beberapa bagian tanaman air yang diperkirakan terdapat perifiton, selain itu dilakukan pengambilan sampel pada bagian tepi dinding dalam kolam akuakultur. Sampel yang telah diperoleh, dibawa ke Laboratorium Ekologi untuk diamati. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop stereo binokuler dan mikroskop compound. Mula-mula dilakukan pengamatan di bawah mikroskop stereo kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop compound untuk melihat hewan-hewan yang lebih kecil dan tidak terlihat pada mikroskop stereo. Masing-masing hewan perifiton yang teramati, digambar dan diidentifikasi. Identifikasi perifiton dilakukan dengan cara mencocokkan hewan yang teramati dengan gambar hewan perairan pada buku maupun lembar-lembar gambar hewan perairan. Hasil identifikasi ditulis pada papan dan digunakan sebagai data kelas yang akan dianalisis dengan perhitungan nilai Indeks Morishita. Rumus untuk menghitung besarnya Indek Morisita adalah:
(klik gambar untuk memperbesar)
Hasil perolehan data menunjukkan bahwa komunitas hewan maupun tumbuhan pada substrat yang berbeda memiliki perbedaan komposisi spesies yang hidup pada substrat tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya keanekaragaman spesies yang teridentifikasi. Substrat yang diamati antara lain bagian pinggir kolam, pada Salvinia natans, dan pada Hydrilla verticillata dengan pada tiap substrat diamati oleh dua kelompok yang berbeda. Dari ketiga substrat tersebut, bagian pinggir kolam merupakan substrat yang paling banyak dihuni oleh perifiton meliputi hewan dan tumbuhan. Sedangkan substrat yang memiliki keanekaragaman spesies paling tinggi adalah pada Salvinia natans, dan Hydrilla verticillata meliputi hewan dan tumbuhan. Menurut Mamangkey, (2004) warna dan kecerahan air merupakan indikasi kelimpahan dan keanekaragaman perifiton di perairan yang didominasi oleh jenis perifiton tertentu. Tingkat kecerahan dapat mempengaruhi diversitas spesies. Semakin cerah suatu perairan, diversitas spesies semakin tinggi.
Terdapat perbedaan jenis perifiton pada masing masing substrat. Pada bagian pinggir kolam, perifiton tumbuhan yang sama dari kedua kelompok (kel. 1 dan 2) adalah Scenedesmus sp. dengan jumlah paling banyak ditemukan oleh kelompok 2 sebanyak 14 individu dan perifiton hewan yang sama adalah Pomatiopsis sp. dengan jumlah lebih banyak pada kelompok 1 yaitu 48 individu. Pada substrat Salvinia natans perifiton tumbuhan yang sama pada kedua kelompok (kel 3 dan 4) adalah Cloesterium sp. dengan jumlah terbanyak diamati oleh kelompok 4 yaitu sebanyak 2 individu dan untuk perifiton hewan tidak ditemukan spesies yang sama. Pada substrat Hydrilla verticillata tidak ditemukan kesamaan jenis perifiton tumbuhan dan hewan yang teridentifikasi pada kedua kelompok (kel. 5 dan 6). Tingginya nilai kerapatan perifiton dapat menyebabkan terhambatnya penetrasi cahaya dan peningkatan metabolisme yang terjadi dalam kolam tersebut. Menurut Botany (2006), komunitas perifiton dapat digunakan untuk menghilangkan adanya polutan pada suatu perairan.
Kesamaan komunitas perifiton antar substrat pengamatan dari ekosistem perairan yang diamati dalam hal ini adalah kolam aquakultur berdasarka kerapatan spesies didalam komunitas tersebut dapat dicari dengan indeks persamaan morisita. Spesies yang sama pada substrat pinggir kolam dan Salvinia natans adalah Ascaris sp. Besar indek morisita (CM) antara komunitas yang hidup pada substrat bagian pinggir kolam dan substrat Salvinia natans adalah sebesar 0,322. Spesies yang sama pada substrat pinggir kolam dan substrat Hydrilla verticillata adalah Cosmarium sp. dan Pomatiopsis sp. Besar indek morisita (CM) antara komunitas yang hidup pada substrat bagian pinggir kolam dan substrat Hydrilla verticillata adalah sebesar 0,705. Spesies yang sama pada substrat Salvinia natans dan Hydrilla verticillata adalah Cloesterium sp. dan Vorticella sp. CM untuk komunitas pada Salvinia natans dan pada Hydrilla verticillata adalah sebesar 1,708. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa kesamaan komunitas pada substrat Salvinia natans dan Hydrilla verticillata memiliki indeks persamaan yang paling tinggi.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai laporan praktikum ini, silakan ikuti link berikut ini untuk mendownload file .doc-nya
DOWNLOAD FILE
Read More..
Analisis Komunitas Vertebrata (Burung)
ABSTRAK: Keanekaragaman jenis burung merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang mempunyai nilai cukup tinggi, baik dari segi ekonomis maupun ekologis misalnya untuk perdagangan ataupun untuk keseimbangan ekologis. Diversitas burung dalam suatu ekosistem dapat menggambarkan struktur vegetasi yang akan menentukan jenis pohon baik yang eksotik atau endemik.Keterangan dasar mengenai keberadaan jenis burung diperlukan untuk melakukan penelitian yang mendasar mengenai ukuran, struktur populasi dan habitat burung serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu (misalnya dalam 1 tahun). Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan analisis komunitas burung secara kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan untuk pengamatan spesies burung ini adalah metode garis transek dan visualisasi. Panjang jalur transek pengamatan burung serta jarak antara pengamat berdiridengan burung berada diukur dengan menggunakan meteran. Spesies burung yang ditemukan selanjutnya diidentifikasi dengan mencocokkan pada buku identifikasi burung. Selanjutnya data yang ada dikompilasi dengan kelompok lain, dan dianalisis menggunakan Microsoft excel, mencari kerapatan, frekuensi, kerapatan relatif, frekuensi relatif, INP dan HI. Penurunan jumlah diversitas burung dapat disebabkan karena aktivitas kendaraan yang meningkat, penebangan pohon dan pembangunan gedung-gedung baru serta homogenitas dari pohon. Keberadaan pohon endemik dan eksotik di lingkungan Brawijaya tidak begitu berpengaruh terhadap penurunan jumlah burung, karena beberapa pohon eksotik memiliki kriteria yang sesuai bagi kehidupan burung. Kesadaran akan konservasi burung harus terus dilakukan untuk mencegah adanya kepunahan dan menjadikan Universitas Brawijaya sebagai tempat yang aman bagi burung-burung terutama burung lokal.
Kata kunci : Diversitas burung, metode garis transek
Diversitas burung merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang mempunyai nilai cukup tinggi, baik dari segi ekonomis maupun ekologis. Karena diversitas dan mobilitasnya yang cukup tinggi maka spesies-spesies burung dalam suatu komunitas tidak mudah untuk diidentifikasi (Pasquier, 1997). Identifikasi diversitas burung diperlukan untuk mengetahui peranan spesies burung dalam suatu ekosistem.
Diversitas burung dalam suatu ekosistem dapat menggambarkan struktur vegetasi yang akan menentukan jenis pohon baik yang eksotik atau endemik. Keterangan dasar mengenai keberadaan jenis burung diperlukan untuk melakukan penelitian yang mendasar mengenai ukuran, struktur populasi dan habitat burung serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu (misalnya dalam 1 tahun). Oleh karena itu, studi mengenai analisis komunitas burung sangat penting untuk memahami struktur dan fungsi suatu ekosistem.
Cara Kerja
Praktikum ini diawali dengan pembekalan dari dosen pembimbing praktikum tentang cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum. Alat-alat tersebut adalah teropong binokuler, hand tally counter, buku petunjuk tentang jenis-jenis burung. Pengamatan spesies burung dilakukan oleh enam kelompok pada masing-masing plot yang telah ditentukan di sekitar kawasan Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan untuk pengamatan spesies burung ini adalah metode garis transek dan visualisasi. Panjang jalur transek pengamatan burung serta jarak antara pengamat berdiridengan burung berada diukur dengan menggunakan meteran. Spesies burung yang ditemukan selanjutnya diidentifikasi dengan mencocokkan pada buku identifikasi burung.
Selanjutnya data yang ada dikompilasi dengan kelompok lain, dan dianalisis menggunakan Microsoft excel, mencari kerapatan, frekuensi, kerapatan relatif, frekuensi relatif, INP dan HI (Indeks Diversitas)
Struktur komunitas burung di Universitas Brawijaya diamati dengan metode penjelajahan dan visualisasi. Hasil pengamatan di jalur transek seluas 560.000 m2 menunjukkan bahwa komunitas burung yang ditemukan terdiri dari 13 spesies. Spesies Paser montanus, Lonchura sp., dan Zosterops palpebrosus memiliki kerapatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Menurut Strange (2001), ketiga jenis burung tersebut memiliki persebaran yang luas di Pulau Jawa. Luasnya persebaran ini ditunjukkan dengan nilai frekuensi yang sama dari ketiga jenis burung tersebut.
Paser montanus, Lonchura sp., dan Zosterops palpebrosus memiliki nilai INP yang tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga spesies burung tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar dalam struktur komunitasnya. Tingginya nilai INP pada Paser montanus disebabkan burung ini memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga banyak ditemukan hidup pada kisaran area yang cukup luas. Tingginya nilai INP pada Lonchura sp., dan Zosterops palpebrosus kemungkinan disebabkan jenis pohon yang terdapat di Universitas Brawijaya sesuai dengan kriteria habitat burung-burung tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai Indeks Diversitas burung di Universitas Brawijaya adalah sebesar 2,61. Menurut Smith (1990), nilai diversitas suatu daerah akan baik jika berada pada nilai lebih dari dua. Hal ini menunjukkan diversitas burung yang ada di Universitas Brawijaya masih dapat dikatakan baik. KSB (2005) melaporkan pada tahun 2004-2005 terjadi penurunan jumlah dan spesies burung dari 14 ke 13. Meskipun secara perhitungan diversitas burung masih dikatakan baik tetapi, secara jumlah mengalami penurunan. Penurunan jumlah diversitas burung dapat disebabkan karena aktivitas kendaraan yang meningkat, penebangan pohon dan pembangunan gedung-gedung baru serta homogenitas dari pohon. Keberadaan pohon endemik dan eksotik di lingkungan Brawijaya tidak begitu berpengaruh terhadap penurunan jumlah burung, karena beberapa pohon eksotik memiliki kriteria yang sesuai bagi kehidupan burung. Kesadaran akan konservasi burung harus terus dilakukan untuk mencegah adanya kepunahan dan menjadikan Universitas Brawijaya sebagai tempat yang aman bagi burung-burung terutama burung lokal.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai laporan praktikum ini, silakan ikuti link berikut ini untuk mendownload file .doc-nya
DOWNLOAD FILE
Read More..
Kata kunci : Diversitas burung, metode garis transek
Diversitas burung merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang mempunyai nilai cukup tinggi, baik dari segi ekonomis maupun ekologis. Karena diversitas dan mobilitasnya yang cukup tinggi maka spesies-spesies burung dalam suatu komunitas tidak mudah untuk diidentifikasi (Pasquier, 1997). Identifikasi diversitas burung diperlukan untuk mengetahui peranan spesies burung dalam suatu ekosistem.
Diversitas burung dalam suatu ekosistem dapat menggambarkan struktur vegetasi yang akan menentukan jenis pohon baik yang eksotik atau endemik. Keterangan dasar mengenai keberadaan jenis burung diperlukan untuk melakukan penelitian yang mendasar mengenai ukuran, struktur populasi dan habitat burung serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu (misalnya dalam 1 tahun). Oleh karena itu, studi mengenai analisis komunitas burung sangat penting untuk memahami struktur dan fungsi suatu ekosistem.
Cara Kerja
Praktikum ini diawali dengan pembekalan dari dosen pembimbing praktikum tentang cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum. Alat-alat tersebut adalah teropong binokuler, hand tally counter, buku petunjuk tentang jenis-jenis burung. Pengamatan spesies burung dilakukan oleh enam kelompok pada masing-masing plot yang telah ditentukan di sekitar kawasan Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan untuk pengamatan spesies burung ini adalah metode garis transek dan visualisasi. Panjang jalur transek pengamatan burung serta jarak antara pengamat berdiridengan burung berada diukur dengan menggunakan meteran. Spesies burung yang ditemukan selanjutnya diidentifikasi dengan mencocokkan pada buku identifikasi burung.
Selanjutnya data yang ada dikompilasi dengan kelompok lain, dan dianalisis menggunakan Microsoft excel, mencari kerapatan, frekuensi, kerapatan relatif, frekuensi relatif, INP dan HI (Indeks Diversitas)
Struktur komunitas burung di Universitas Brawijaya diamati dengan metode penjelajahan dan visualisasi. Hasil pengamatan di jalur transek seluas 560.000 m2 menunjukkan bahwa komunitas burung yang ditemukan terdiri dari 13 spesies. Spesies Paser montanus, Lonchura sp., dan Zosterops palpebrosus memiliki kerapatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Menurut Strange (2001), ketiga jenis burung tersebut memiliki persebaran yang luas di Pulau Jawa. Luasnya persebaran ini ditunjukkan dengan nilai frekuensi yang sama dari ketiga jenis burung tersebut.
Paser montanus, Lonchura sp., dan Zosterops palpebrosus memiliki nilai INP yang tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga spesies burung tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar dalam struktur komunitasnya. Tingginya nilai INP pada Paser montanus disebabkan burung ini memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga banyak ditemukan hidup pada kisaran area yang cukup luas. Tingginya nilai INP pada Lonchura sp., dan Zosterops palpebrosus kemungkinan disebabkan jenis pohon yang terdapat di Universitas Brawijaya sesuai dengan kriteria habitat burung-burung tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai Indeks Diversitas burung di Universitas Brawijaya adalah sebesar 2,61. Menurut Smith (1990), nilai diversitas suatu daerah akan baik jika berada pada nilai lebih dari dua. Hal ini menunjukkan diversitas burung yang ada di Universitas Brawijaya masih dapat dikatakan baik. KSB (2005) melaporkan pada tahun 2004-2005 terjadi penurunan jumlah dan spesies burung dari 14 ke 13. Meskipun secara perhitungan diversitas burung masih dikatakan baik tetapi, secara jumlah mengalami penurunan. Penurunan jumlah diversitas burung dapat disebabkan karena aktivitas kendaraan yang meningkat, penebangan pohon dan pembangunan gedung-gedung baru serta homogenitas dari pohon. Keberadaan pohon endemik dan eksotik di lingkungan Brawijaya tidak begitu berpengaruh terhadap penurunan jumlah burung, karena beberapa pohon eksotik memiliki kriteria yang sesuai bagi kehidupan burung. Kesadaran akan konservasi burung harus terus dilakukan untuk mencegah adanya kepunahan dan menjadikan Universitas Brawijaya sebagai tempat yang aman bagi burung-burung terutama burung lokal.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai laporan praktikum ini, silakan ikuti link berikut ini untuk mendownload file .doc-nya
DOWNLOAD FILE
Read More..
Analisis Invertebrata Darat (Laporan Praktikum)
ABSTRAK :Kelimpahan invertebrata darat di Indonesia perlu dipelajari. Oleh karena itu dilakukanlah praktikum ini agar praktikan mampu melakukan analisis komunitas organisme khususnya invertebrata darat. Teknik yang dilakukan dalam menangkap arthropoda adalah light trap dan insect net. Light trap untuk menangkap invertebrata malam dan teknik insect net untuk menangkap invertebrata siang. Praktikum ini dilakasanakan dalam dua tahap, yaitu untuk invertebrata siang yang dilaksanakan pada hari Selasa pada pukul 11.00-12.00 WIB tanggal 16 Desember 2008. Tahap kedua untuk Arthropoda malam yang dilaksanakan pada hari Selasa-Rabu 18.00-05.00 WIB tanggal 16-17 Desember 2008. Keduanya dilakukan pada tempat yang sama, yaitu di halaman samping Laboratorium Central, Universitas Brawijaya, Malang. Langkah awal yang dilakukan pada analisis invertebrata siang adalah menentukan panjang garis pengamatan pada lokasi dengan cara menentukan panjang garis minimum. Penentuan garis minimum didasarkan vegetasi yang dianggap dapat mewakili area tersebut. Panjang garis minimum ditentukan dari panjang 1 m terlebih dahulu kemudian 2 m, 3 m dan seterusnya, lalu dilanjutkan dengan mencatat macam spesies (takson) yang terdapat pada sepanjang garis. Setelah panjang lintasan ditentukan dari hasil panjang garis minimum, jaring serangga diayunkan kekanan dan kekiri di atas permukaan rumput serta di depan ujung kaki si penangkap dengan kecepatan ayunan tertentu sehingga serangga dalam jaring tidak dapat keluar kembali. Pada analisis invertebrata malam terlebih dahulu ditentukan area atau bagian daerah yang akan dianalisis diversitas Arthropoda. Disiapkan lampu badai dan diletakkan di atas nampan air yang telah dicampur dengan formalin. Serangga yang terperangkap didalam jaring dimasukkan kedalam botol jam yang berisi formalin dan yang jatuh pada nampan diambil kemudian keduanya diidentifikasi dan dihitung kelimpahannya. Pada arthropoda siang Andrenidae merupakan familia yang memiliki nilai INP tertinggi yaitu 54,17% dengan KR dan FR terbesar, yaitu 33,33% dan 20,83%. Famili Andrenidae pada malam hari juga memiliki nili INP yaitu nilai 42,36% dengan KR sebesar 31,25% dan FR 11,11%. Nilai HI pada siang hari lebih tinggi daripada malam hari, nilai HI siang hari sebesar 0,736 dan malam hari 0,372 , namun hal demikian tingkat diversitas Arhtropoda pada siang dan malam hari tidak dapat dibandingkan karena kedua arthropoda tersebut diambil dengan metode yang berbeda.
Indonesia merupakan Negara dengan keberagaman hewan maupun tumbuhan yang sangat tinggi. Begitu juga dengan invertebrata baik invertebrata darat maupun invertebrata perairan yang sangat beragam jenisnya, baik yang hidup dipermukaan tanah maupun yang terbang di udara bebas. Perlu dilakukan konservasi terhadap seluruh organisme tersebut termasuk invertebrata. Namun untuk dapat melakukan konservasi kita harus dapat melakukan analisis komunitas organisme tersebut. Maka dari itu dilakukanlah praktikum ini agar praktikan mampu melakukan analisis komunitas organisme khususnya invertebrata darat. Ada berbagai macam teknik yang dilakukan dalam menangkap arthropoda yaitu diantaranya adalah pit fall trap, light trap, dan insect net. Praktikum kali ini menggunakan teknik Light trap untuk menangkap invertebrata malam dan teknik insect net untuk menangkap invertebrata siang. Hal ini dilakukan untuk menentukan jenis dan macam invertebrata yang termasuk dalam kelompok diurnal dan nokturnal yang kemudian diidentifikasi sesuai dengan ciri morfologi dan kebiasaannya.
1. Analisis Invertebrata Siang
Langkah awal yang dilakukan pada analisis invertebrate siang adalah menentukan panjang garis pengamatan pada lokasi yang dilakukan di halaman samping Studet Central dengan cara menentukan panjang garis minimum. Penentuan garis minimum didasarkan vegetasi yang dianggap dapat mewakili area tersebut. Panjang garis minimum ditentukan dari panjang 1 m terlebih dahulu kemudian 2 m, 3 m dan seterusnya, lalu dilanjutkan dengan mencatat macam spesies (takson) yang terdapat pada sepanjang garis. Setelah panjang lintasan ditentukan dari hasil panjang garis minimum, jaring serangga diayunkan kekanan dan kekiri di atas permukaan rumput serta di depan ujung kaki si penangkap dengan kecepatan ayunan tertentu sehingga serangga dalam jaring tidak dapat keluar kembali. Serangga yang terperangkap didalam jaring, kemudian diambil dan dimasukkan dalam botol jam yang telah diberi kapas yang dibasahi dengan formalin. Serangga yang didapatkan tersebut kemudian diidentifikasi dan dihitung kelimpahannya.
2 Analisis Invertebrata Malam
Pada analisis invertebrata malam terlebih dahulu ditentukan area atau bagian daerah yang akan dianalisis diversitas Arthropoda. Disiapkan lampu badai dan diletakkan di atas nampan air yang telah dicampur dengan formalin. Penangkapan Arthropoda malam dimulai pada pukul 18.00 WIB dan diakhiri pada pukul 05.00 WIB pada hari berikutnya. Jenis serangga yang ditemukan kemudian dimasukkan dalam larutan formalin dan diidentifikasi serta dihitung kelimpahannya.
______________________________________________________________________________
Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah invetebrata pada siang hari berjumlah 34 famili sedangkan malam hari berjumlah 16 famili. Invetebrata tersebut terdiri dari beberapa famili, yaitu Acrididae, Mycetophilidae, Cecidomilidae, jengkerik, semut bersayap, Gryililldae, dan Sepsidae.Sedangkan pada malam hari, yaitu Andrenidae, Ochteridae, Formicidae, Culicidae, semut merah, dan jengkerik. Ada kesamaan pada penemuan invetebrata yang diperoleh, yaitu jengkerik. Spesies ini ditemukan baik pada malam hari dan siang hari. Jangkrikan merupakan arthropoda malam namun dapat ditmukan pada siang hari, Hal ini mungkin pada saat penggunaan jaring serangga untuk pengambilan serangga siang hari , jaring serangga digunakan terlalu sekat dengan tanah sehingga jangkrik dimunkinkan ikut terbawa jaring serangga.
Analisis persebaran arthropoda dapat ditentukan dengan menghitung frekuensi dan kerapatan. Pada arthropoda siang Andrenidae merupakan familia yang memiliki nilai INP tertinggi yaitu 54,17% dengan KR dan FR terbesar, yaitu 33,33% dan 20,83%. Famili Andrenidae pada malam hari juga memiliki nili INP yaitu nilai 42,36% dengan KR sebesar 31,25% dan FR 11,11%. Kerapatan relative dipengaruhi oleh tingkat dominansi suatu taksa, yaitu semakin tinggi kerapatan relatif maka semakin tinggi pula tingkat dominansi suatu taksa. Sedangkan frekuensi relatif dipengaruhi oleh tingkat penyebaran atau distribusi suatu taksa, makin tinggi frekensi relatif maka makin tinggi pula tingkat penyebaran atau distribusinya.
Kerapatan relative dipengaruhi oleh tingkat dominansi suatu taksa, yaitu semakin tinggi kerapatan relatif maka semakin tinggi pula tingkat dominansi suatu taksa. Sedangkan frekuensi relatif dipengaruhi oleh tingkat penyebaran atau distribusi suatu taksa, makin tinggi frekensi relatif maka makin tinggi pula tingkat penyebaran atau distribusinya. Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa nilai HI pada siang hari lebih tinggi daripada malam hari, nilai HI siang hari sebesar 0,736 dan malam hari 0,372 , namun hal demikian tingkat diversitas Arhtropoda pada siang dan malam hari tidak dapat dibandingkan karena kedua arthropoda tersebut diambil dengan metode yang berbeda. Menurut Heddy dan Metty (1994), tingkat keragaman dikatakan masih rendah jika indeks nilai penting kurang dari 3, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keragaman arthropoda pada siang maupun malam hari masih rendah.
untuk keterangan dan penjelasan lebih lanjut disertai dengan gambar dan atau grafik hasil pengamatan, silakan ikuti link berikut untuk mendownload file .doc-nya.
DOWNLOAD FILE
Read More..
Indonesia merupakan Negara dengan keberagaman hewan maupun tumbuhan yang sangat tinggi. Begitu juga dengan invertebrata baik invertebrata darat maupun invertebrata perairan yang sangat beragam jenisnya, baik yang hidup dipermukaan tanah maupun yang terbang di udara bebas. Perlu dilakukan konservasi terhadap seluruh organisme tersebut termasuk invertebrata. Namun untuk dapat melakukan konservasi kita harus dapat melakukan analisis komunitas organisme tersebut. Maka dari itu dilakukanlah praktikum ini agar praktikan mampu melakukan analisis komunitas organisme khususnya invertebrata darat. Ada berbagai macam teknik yang dilakukan dalam menangkap arthropoda yaitu diantaranya adalah pit fall trap, light trap, dan insect net. Praktikum kali ini menggunakan teknik Light trap untuk menangkap invertebrata malam dan teknik insect net untuk menangkap invertebrata siang. Hal ini dilakukan untuk menentukan jenis dan macam invertebrata yang termasuk dalam kelompok diurnal dan nokturnal yang kemudian diidentifikasi sesuai dengan ciri morfologi dan kebiasaannya.
1. Analisis Invertebrata Siang
Langkah awal yang dilakukan pada analisis invertebrate siang adalah menentukan panjang garis pengamatan pada lokasi yang dilakukan di halaman samping Studet Central dengan cara menentukan panjang garis minimum. Penentuan garis minimum didasarkan vegetasi yang dianggap dapat mewakili area tersebut. Panjang garis minimum ditentukan dari panjang 1 m terlebih dahulu kemudian 2 m, 3 m dan seterusnya, lalu dilanjutkan dengan mencatat macam spesies (takson) yang terdapat pada sepanjang garis. Setelah panjang lintasan ditentukan dari hasil panjang garis minimum, jaring serangga diayunkan kekanan dan kekiri di atas permukaan rumput serta di depan ujung kaki si penangkap dengan kecepatan ayunan tertentu sehingga serangga dalam jaring tidak dapat keluar kembali. Serangga yang terperangkap didalam jaring, kemudian diambil dan dimasukkan dalam botol jam yang telah diberi kapas yang dibasahi dengan formalin. Serangga yang didapatkan tersebut kemudian diidentifikasi dan dihitung kelimpahannya.
2 Analisis Invertebrata Malam
Pada analisis invertebrata malam terlebih dahulu ditentukan area atau bagian daerah yang akan dianalisis diversitas Arthropoda. Disiapkan lampu badai dan diletakkan di atas nampan air yang telah dicampur dengan formalin. Penangkapan Arthropoda malam dimulai pada pukul 18.00 WIB dan diakhiri pada pukul 05.00 WIB pada hari berikutnya. Jenis serangga yang ditemukan kemudian dimasukkan dalam larutan formalin dan diidentifikasi serta dihitung kelimpahannya.
______________________________________________________________________________
Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah invetebrata pada siang hari berjumlah 34 famili sedangkan malam hari berjumlah 16 famili. Invetebrata tersebut terdiri dari beberapa famili, yaitu Acrididae, Mycetophilidae, Cecidomilidae, jengkerik, semut bersayap, Gryililldae, dan Sepsidae.Sedangkan pada malam hari, yaitu Andrenidae, Ochteridae, Formicidae, Culicidae, semut merah, dan jengkerik. Ada kesamaan pada penemuan invetebrata yang diperoleh, yaitu jengkerik. Spesies ini ditemukan baik pada malam hari dan siang hari. Jangkrikan merupakan arthropoda malam namun dapat ditmukan pada siang hari, Hal ini mungkin pada saat penggunaan jaring serangga untuk pengambilan serangga siang hari , jaring serangga digunakan terlalu sekat dengan tanah sehingga jangkrik dimunkinkan ikut terbawa jaring serangga.
Analisis persebaran arthropoda dapat ditentukan dengan menghitung frekuensi dan kerapatan. Pada arthropoda siang Andrenidae merupakan familia yang memiliki nilai INP tertinggi yaitu 54,17% dengan KR dan FR terbesar, yaitu 33,33% dan 20,83%. Famili Andrenidae pada malam hari juga memiliki nili INP yaitu nilai 42,36% dengan KR sebesar 31,25% dan FR 11,11%. Kerapatan relative dipengaruhi oleh tingkat dominansi suatu taksa, yaitu semakin tinggi kerapatan relatif maka semakin tinggi pula tingkat dominansi suatu taksa. Sedangkan frekuensi relatif dipengaruhi oleh tingkat penyebaran atau distribusi suatu taksa, makin tinggi frekensi relatif maka makin tinggi pula tingkat penyebaran atau distribusinya.
Kerapatan relative dipengaruhi oleh tingkat dominansi suatu taksa, yaitu semakin tinggi kerapatan relatif maka semakin tinggi pula tingkat dominansi suatu taksa. Sedangkan frekuensi relatif dipengaruhi oleh tingkat penyebaran atau distribusi suatu taksa, makin tinggi frekensi relatif maka makin tinggi pula tingkat penyebaran atau distribusinya. Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa nilai HI pada siang hari lebih tinggi daripada malam hari, nilai HI siang hari sebesar 0,736 dan malam hari 0,372 , namun hal demikian tingkat diversitas Arhtropoda pada siang dan malam hari tidak dapat dibandingkan karena kedua arthropoda tersebut diambil dengan metode yang berbeda. Menurut Heddy dan Metty (1994), tingkat keragaman dikatakan masih rendah jika indeks nilai penting kurang dari 3, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keragaman arthropoda pada siang maupun malam hari masih rendah.
untuk keterangan dan penjelasan lebih lanjut disertai dengan gambar dan atau grafik hasil pengamatan, silakan ikuti link berikut untuk mendownload file .doc-nya.
DOWNLOAD FILE
Read More..
BIOLOGICAL GLOBALISATION, PEMETAAN GRID DAN GPS
Salah satu pemetaan dengan teknologi sederhana adalah dengan menggunakan GPS kemudian dipindahkan datanya ke GIS. GPS Map edit merupakan salah satu software yang yang berfungsi untuk pemrosesan data hasil dari perekaman GPS. Beberapa jenis GPS adalah Garmin, ALAN, Holux, dan Navitel Navigator. Sedangkan GIS merupakan salah satu flowmap yang paling modern. GIS umumnya didesain untuk manajemen dan menampilkan yang mana umumnya merupakan data yang terkait dengan satu lokasi di bumi, bisa titik, garis atau poligon dan spasial. Flowmap dikembangkan pada tahun 1990, dimulai dengan pengembangan program simpel untuk aliran barang dan manusia di peta.
Diversitas pepohonan endemik dan eksotik di lingkungan Universitas Brawijaya memiliki potensi besar untuk dikembangkan, mengingat pentingnya menjaga kelestarian ekosistem flora pada suatu tempat. Kekayaan flora tersebut dapat menunjang kehidupan manusia, misalnya sebagai sarana pengambilan oksigen yang digunakan untuk bernapas, sarana rekreasi dan sarana edukasi untuk mengetahui kekerabatan suatu spesies dan apakah spesies tumbuhan tersebut endemik ataukah eksotik. Akan tetapi, kekayaan flora tersebut memiliki perhitungan yang sulit sehingga diperlukan suatu metode dalam pemetaan yang lebih efisien.
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk melakukan praktikum ini adalah membuat grid sehingga tiap sel diketahui ordinatnya. Selanjutnya dilakukan survey ditiap sel lokasi tersebut. Survey lapang dilakukan dengan sensus kerapatan vegetasi pohon lokal di Indonesia atau eksotik pada tiap sel. Lokasi vegetasi pohon telah ditentukan terlebih dahulu yaitu lokasi A (Teknik), lokasi B (THP), lokasi C (samping Teknik, Biomol sampai pintu Gerbang Teknik), lokasi D (Pertanian dan Perikanan), lokasi E (MIPA dan Pertanian) dan lokasi F (depan Kedokteran dan Perpustakaan). Kemudian didekatkan GPS pada pohon lalu dicatat ordinatnya (lintang dan bujur timur).
Tombol-tombol yang penting: GPS Magelan terdiri dari 8 tombol utama yaitu:
Halaman-halaman utama
GPS Magelan mempunyai lima halaman informasi utama. Untuk menuju ke halaman yang diinginkan, kita menekan tombol PAGE dan/atau QUIT.
(klik gambar untuk perbesar)
Halaman-halaman informasi tersebut adalah:
(klik gambar untuk perbesar)
keterangan:
Warna Merah : Tanaman endemik
Warna Hijau : Tanaman eksotik
Gambar diatas adalah gambar hasil pengamatan vegetasi yang ada di Universitas Brawijaya pada sekitar tahun 2008 dengan menggunakan GPS dan bantuan Google Earth untuk mendapatkan tampilan gambar satelit berdasarkan waypoint atau titik-titik koordinat garis lintang dan bujur pada GPS Magellan.
Pada pemetaan vegetasi pohon endemik dan eksotik di lingkungan Brawijaya didapatkan hasil praktikum pemetaan biodiversitas tanaman yaitu tanaman di sepanjang jalan sisi laboratorium sentral kearah utara dan sepanjang jalan sisi fakultas MIPA kearah timur serta sisi jalan Fakultas MIPA kearah selatan sampai ke fakultas THP dapat diketahui bahwa tanaman di sepanjang jalan tersebut sebagian besar merupakan tanaman endemik seperti nangka (Artocarpus integra), palem putri , jati, buah mentega , genitu, ketapang, tiara payung, Ficus sp., dan lain-lain sedangkan tanaman eksotik umumnya diversitasnya sedikit namun jumlahnya banyak karena sengaja ditanam secara homogen yaitu tanaman palem raja dan sikat botol sedangkan tanaman eksotik yang jumlahnya sedikit yaitu cemara ,pinus, jambu biji dan sono keeling.
Beradasarkan pemetaan hasil praktikum kedalam peta google earth terlihat dominasi warna merah yang menandakan persebaran tanaman endemik sedangkan warna hijau yang merupakan penanda tanaman eksotik persebarannya terlihat lebih sedikit daripada tanaman endemik.
Keadaan tersebut kurang dapat menandakan adanya globalisasi biologi dimana tanaman eksotik yang diintroduksi dari luar negeri telah manyak masuk ke negeri kita dan menyebabkan tanaman endemic tersisihkan, namun demikian data jika kita masuk ke kawasan dalam taman bukan pada sisi jalan saja kita dapat melihat adanya globalisasi biologi dimana ditaman-taman tiap-tiap fakultas kebnayak merupakan tanamna eksotik yang sengaja diintroduksi dan kebanyakan homogen, tanaman tanaman tersebut antara lain rumput-rumpuhias eksotik sebagai groun cover , mahoni, bunga kertas, penitian dan lain-lain yang ditanam dalam jumlah banyak supaya kelihatan seragam. Hassil dari pemetaan pohon inipun juga kurang akurat katera GPS yang digunakan baru dapat mengenali pohon yang satu dengan yang lainya dalam jarak 35 m padahal pada pelaksanaan praktikum setiap jarak kurang dari sepuluh meter pohon ditandai lokasinya dengan GPS.
Sebagian besar tanaman eksotik dapat bertahan di lingkungan baru dengan lebih dapat bersaing dengan spesies endemik karena pada tanaman eksotik kurang memiliki musuh alami dan kebanyak merupakan spesies invasif dengan persebaran yang sangat cepat sehingga menyisihkan spesies lokal karena spesies lokal kalah bersaing dalam hal memperoleh makan, tanaman eksotik langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi ekosisitem lingkungan barunya, karena dengan menyisihkan tanaman endemik berarti juga menyisihkan organisme lain yang berhubungan dengan tanaman tersebut seperti hewan dan organisme lainya contohnya adanya spesies eksotik berupa tanaman Asia nilotica di taman nasional Baluran yang menyebabkan rusaknya padang rumput dan menyebabkan menyingkirnya banteng jawa dari wilayah tersebut.
Kelebihan dari GPS ini adalah kesulitan – kesulitan yang kita hadapi saat pemetaan ( seperti gunung pada pemetaan darat ) akan dapat teratasi dengan penggunaan GPS ini. Pada pesawat GPS juga terdapat fasilitas untuk membuat peta lokasi-lokasi yang kita tinggali atau lewati. Peta ini akan digunakan sebagai guide dalam perjalanan. GPS juga memiliki keterbatasan-keterbatasan yang menyebabkan adanya ketidakakuratan penentuan posisi. Sumber dari kesalahan – kesalahan tersebut diantaranya ephemeris error, ionosphere condition, troposphere condition, timing error, multipath error dan sebagainya.
Read More..
Diversitas pepohonan endemik dan eksotik di lingkungan Universitas Brawijaya memiliki potensi besar untuk dikembangkan, mengingat pentingnya menjaga kelestarian ekosistem flora pada suatu tempat. Kekayaan flora tersebut dapat menunjang kehidupan manusia, misalnya sebagai sarana pengambilan oksigen yang digunakan untuk bernapas, sarana rekreasi dan sarana edukasi untuk mengetahui kekerabatan suatu spesies dan apakah spesies tumbuhan tersebut endemik ataukah eksotik. Akan tetapi, kekayaan flora tersebut memiliki perhitungan yang sulit sehingga diperlukan suatu metode dalam pemetaan yang lebih efisien.
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk melakukan praktikum ini adalah membuat grid sehingga tiap sel diketahui ordinatnya. Selanjutnya dilakukan survey ditiap sel lokasi tersebut. Survey lapang dilakukan dengan sensus kerapatan vegetasi pohon lokal di Indonesia atau eksotik pada tiap sel. Lokasi vegetasi pohon telah ditentukan terlebih dahulu yaitu lokasi A (Teknik), lokasi B (THP), lokasi C (samping Teknik, Biomol sampai pintu Gerbang Teknik), lokasi D (Pertanian dan Perikanan), lokasi E (MIPA dan Pertanian) dan lokasi F (depan Kedokteran dan Perpustakaan). Kemudian didekatkan GPS pada pohon lalu dicatat ordinatnya (lintang dan bujur timur).
Tombol-tombol yang penting: GPS Magelan terdiri dari 8 tombol utama yaitu:
- POWER untuk menghidupkan dan mematikan GPS.
- PAGE untuk menampilkan menu GPS.
- MARK untuk menandai koordinat dari posisi yang diinginkan.
- GOTO untuk menuju ke titik titik yang sudah kita tandai/ waypoint yang diinginkan.
- ENTER untuk konfirmasi pemasukan data.
- QUIT untuk kembali ke menu sebelumnya.
- IN dan OUT untuk menaikkan/menurunkan skala peta.
- ROCKER untuk memilih menu, posisi clan memasukkan data.
Halaman-halaman utama
GPS Magelan mempunyai lima halaman informasi utama. Untuk menuju ke halaman yang diinginkan, kita menekan tombol PAGE dan/atau QUIT.
(klik gambar untuk perbesar)
Halaman-halaman informasi tersebut adalah:
- Halaman satelit menunjukkan posisi dan kekuatan sinyal satelit yang tertangkap.
- Halaman posisi menunjukkan posisi dimana anda berada, arah mana yang anda tuju dan kecepatan gerak anda dalam bentuk angka.
- Halaman peta menunjukkan posisi anda, jejak yang sudah anda lalui dan waypoint sekitar anda dalam bentuk route.
- Halaman navigasi menuntun anda menuju waypoint yang anda inginkan.
- Halaman menu untuk melakukan pengaturan pada sistem.
(klik gambar untuk perbesar)
keterangan:
Warna Merah : Tanaman endemik
Warna Hijau : Tanaman eksotik
Gambar diatas adalah gambar hasil pengamatan vegetasi yang ada di Universitas Brawijaya pada sekitar tahun 2008 dengan menggunakan GPS dan bantuan Google Earth untuk mendapatkan tampilan gambar satelit berdasarkan waypoint atau titik-titik koordinat garis lintang dan bujur pada GPS Magellan.
Pada pemetaan vegetasi pohon endemik dan eksotik di lingkungan Brawijaya didapatkan hasil praktikum pemetaan biodiversitas tanaman yaitu tanaman di sepanjang jalan sisi laboratorium sentral kearah utara dan sepanjang jalan sisi fakultas MIPA kearah timur serta sisi jalan Fakultas MIPA kearah selatan sampai ke fakultas THP dapat diketahui bahwa tanaman di sepanjang jalan tersebut sebagian besar merupakan tanaman endemik seperti nangka (Artocarpus integra), palem putri , jati, buah mentega , genitu, ketapang, tiara payung, Ficus sp., dan lain-lain sedangkan tanaman eksotik umumnya diversitasnya sedikit namun jumlahnya banyak karena sengaja ditanam secara homogen yaitu tanaman palem raja dan sikat botol sedangkan tanaman eksotik yang jumlahnya sedikit yaitu cemara ,pinus, jambu biji dan sono keeling.
Beradasarkan pemetaan hasil praktikum kedalam peta google earth terlihat dominasi warna merah yang menandakan persebaran tanaman endemik sedangkan warna hijau yang merupakan penanda tanaman eksotik persebarannya terlihat lebih sedikit daripada tanaman endemik.
Keadaan tersebut kurang dapat menandakan adanya globalisasi biologi dimana tanaman eksotik yang diintroduksi dari luar negeri telah manyak masuk ke negeri kita dan menyebabkan tanaman endemic tersisihkan, namun demikian data jika kita masuk ke kawasan dalam taman bukan pada sisi jalan saja kita dapat melihat adanya globalisasi biologi dimana ditaman-taman tiap-tiap fakultas kebnayak merupakan tanamna eksotik yang sengaja diintroduksi dan kebanyakan homogen, tanaman tanaman tersebut antara lain rumput-rumpuhias eksotik sebagai groun cover , mahoni, bunga kertas, penitian dan lain-lain yang ditanam dalam jumlah banyak supaya kelihatan seragam. Hassil dari pemetaan pohon inipun juga kurang akurat katera GPS yang digunakan baru dapat mengenali pohon yang satu dengan yang lainya dalam jarak 35 m padahal pada pelaksanaan praktikum setiap jarak kurang dari sepuluh meter pohon ditandai lokasinya dengan GPS.
Sebagian besar tanaman eksotik dapat bertahan di lingkungan baru dengan lebih dapat bersaing dengan spesies endemik karena pada tanaman eksotik kurang memiliki musuh alami dan kebanyak merupakan spesies invasif dengan persebaran yang sangat cepat sehingga menyisihkan spesies lokal karena spesies lokal kalah bersaing dalam hal memperoleh makan, tanaman eksotik langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi ekosisitem lingkungan barunya, karena dengan menyisihkan tanaman endemik berarti juga menyisihkan organisme lain yang berhubungan dengan tanaman tersebut seperti hewan dan organisme lainya contohnya adanya spesies eksotik berupa tanaman Asia nilotica di taman nasional Baluran yang menyebabkan rusaknya padang rumput dan menyebabkan menyingkirnya banteng jawa dari wilayah tersebut.
Kelebihan dari GPS ini adalah kesulitan – kesulitan yang kita hadapi saat pemetaan ( seperti gunung pada pemetaan darat ) akan dapat teratasi dengan penggunaan GPS ini. Pada pesawat GPS juga terdapat fasilitas untuk membuat peta lokasi-lokasi yang kita tinggali atau lewati. Peta ini akan digunakan sebagai guide dalam perjalanan. GPS juga memiliki keterbatasan-keterbatasan yang menyebabkan adanya ketidakakuratan penentuan posisi. Sumber dari kesalahan – kesalahan tersebut diantaranya ephemeris error, ionosphere condition, troposphere condition, timing error, multipath error dan sebagainya.
Read More..