Anogenital distance atau yang biasa disebut dengan AGD adalah jarak antara lubang anus dengan bagian paling bawah dari alat kelamin, baik itu pada pria (skrotum atau kantong pelir) maupun wanita.
Pria yang AGD nya lebih pendek daripada rata-rata – sekitar 2 inci (52 milimeter) – memiliki risiko “sub-fertil” tujuh kali lebih besar daripada yang ber-AGD panjang. Sub fertil adalah kondisi dimana seorang pria memiliki jumlah sperma kurang dari 20 juta per mililiter.Terkait kesuburan pria, ternyata ukuran jadi masalah penting. Ukuran dimaksud bukan terkait ukuran penis atau testis, tetapi pengukuran jarak antara anus dan kelamin, atau disebut anogenital distance (AGD). Jadi bisa diartikan, makin pendek AGD-nya, maka makin tidak subur pria tersebut karena jumlah spermanya semakin sedikit.[1]
Penyebab perbedaan AGD pada tiap pria
Sayang, studi ini tidak menjawab apa yang mungkin menyebabkan pria tertentu memiliki AGD pendek dan pria lainnya mempunyai AGD panjang.
Namun studi sebelumnya—diterbitkan pada 2005 dan 2008—telah melihat hubungan antara ibu yang terpapar zat kimia yang disebut phthalates selama kehamilan dengan AGD rendah pada bayi dan anak balita.
Phthalates adalah kelompok bahan kimia yang banyak digunakan pada industri dan produk perawatan pribadi, termasuk parfum, sampo, sabun, plastik, cat, dan beberapa pestisida.
Dalam studi tersebut, para ilmuwan menguji keberadaan phthalates dalam urin wanita hamil. Mereka menemukan bahwa wanita yang memiliki phthalates kadar tinggi dalam urinnya selama kehamilan, akan melahirkan anak yang 10 kali lebih mungkin memiliki AGD lebih pendek.
0 comments:
Post a Comment